About The Author

This is a sample info about the author. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis.

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

20 Agustus 2009

Media Cetak Bertahan dengan Berita Investigasi


MEDIA cetak di Indonesia harus mempertahankan keunggulan berita yang mendalam dan investigatif guna menghadapi arus persaingan media. 

Demikian terungkap dalam Seminar Nasional ”Media Indonesia: Kini dan Masa Datang”, yang diadakan Serikat Penerbit Surat Kabar dalam rangkaian Jambore Pers di Jakarta, Rabu (19/8).

Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Hendrajit, mengemukakan, keunggulan media cetak adalah kedalaman berita. Keunggulan itu harus dikembangkan guna menghadapi arus persaingan media yang semakin ketat.

Pengelola media cetak, ujarnya, terjebak pencitraan untuk membuat media yang bagus, tetapi tidak didukung kesadaran untuk membuat sajian berita yang mendalam dan lengkap melalui jurnalisme riset.

”Jika kedalaman berita tidak menjadi prioritas, media cetak akan kehilangan keunggulan,” ujarnya.

Media lokal

Potensi pembaca media cetak berkisar 85,6 juta orang dan surat kabar 34 juta orang.

Berdasarkan survei yang dilakukan LP3ES di 15 kota besar, tingkat keterbacaan media lokal mencapai 69 persen. Hal itu menunjukkan kebutuhan pembaca mengenai konten informasi yang mendalam mengenai daerah mereka.

Namun, ujar Hendrajit, saat ini masih terjadi paradoks media cetak di daerah dengan isu nasional. Berita utama media lokal kerap mengangkat isu nasional. Persaingan bisnis antarmedia melalui cara berkomunikasi mengangkat isu nasional sebagai berita utama bukan solusi yang strategis dan efektif.

”Media lokal selayaknya berkonsentrasi membangun lokalitas kedaerahan dengan isu strategis,” ujarnya. Persentase penonton televisi 95 persen. Sementara itu, bisnis media cetak dibayangi kekhawatiran akan mengalami tren penurunan tiras.

Direktur Utama Mediatrac Andy Sjarif mengemukakan, ancaman baru muncul dari kehadiran situs mesin pencari yang mengambil berita dari media- media cetak mampu menyedot iklan dalam jumlah besar.

Berdasarkan analisis Mediatrac di Indonesia, jumlah arus pengguna situs (web traffic) Google.com mencapai 34 persen dari 100 top situs di Indonesia. Adapun total pengguna situs media online Kompas.com dan Detik.com hanya tujuh persen.

Berita-berita yang ditampilkan situs mesin pencari itu berasal dari media-media cetak di Indonesia. (ris/kom)

0 komentar: