
KEPALA Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Alex Bambang Riatmojo di Surakarta, Kamis (23/6), menyatakan, pria berinisial A yang ditangkap di Cilacap itu diduga terlibat gerakan terorisme.
Alex bahkan menyebut A secara intensif sejak tahun 2001 dipersiapkan sebagai eksekutor bom bunuh diri. "Dia menyatakan siap menjadi pembom bunuh diri kapan pun. Yang bersangkutan sudah dibina sejak 2001," kata Alex seusai pengarahan kepada 3.000 lurah/kepala desa se-eks Karesidenan Surakarta di Solo Diamond Convention Center, Kamis (23/7).
Menurut Alex, Ahmady bersedia untuk itu karena diiming-imingi jika mati akan masuk surga dan dijemput oleh 40 bidadari. "Ini cara-cara kaderisasi membina saudara-saudara kita agar mau menjadi pembom bunuh diri," kata Alex.
Hadir pula memberi pengarahan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Haryadi Soetanto.
Penghubung Jaringan
Pascapenyerahan diri Ahmady alias Ahmad Jenggot, ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah, saat ini di kalangan warga beredar dugaan bahwa Ahmady bukan sekadar pedagang sapu dan keset ke Lampung. Akan tetapi, ia sekaligus dicurigai sebagai penghubung kelompok teroris Cilacap dan Sumatera.
Soal dugaan itu memang belum ada konfirmasi, tetapi seringnya Ahmady bepergian ke Lampung dengan alasan menjual sapu dan keset itu menguatkan dugaan itu.
Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmojo menyebutkan, pria berinisial A yang ditangkap di Cilacap itu diduga sebagai anggota jaringan Noordin M Top.
Sejumlah warga Dusun Sigaru, Desa Cikaco, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, menyatakan, Ahmady sering bepergian ke Lampung untuk menjual sapu dan keset, meskipun warga tak pernah melihat dia membuat barang kerajinan dari kelapa itu. Juga tak pernah warga melihat Ahmady membawa barang dagangannya.
Ahmady sebenarnya warga asli Desa Cikaco. Ia lahir dan besar di desa itu, tetapi kemudian ikut orangtuanya transmigrasi ke Lampung. Sekitar 10 tahun lalu dia kembali ke Cikaco dan menikahi Ikah, gadis setempat. Dari perkawinan itu lahir seorang anak yang sekarang berusia 9 tahun. Saat ini, Ikah tengah mengandung tujuh bulan.
Sehari-hari, Ahmady dikenal sebagai peternak dan memelihara ayam di kandang samping rumah mertuanya. Akan tetapi, dia lebih sering bepergian dibandingkan di rumah. Kadang sebulan, kadang dua minggu dia meninggalkan rumah.
Kalau di rumah, Ahmady diketahui sering datang ke rumah Syaefudin Zuhri yang sudah ditangkap polisi pada bulan Juni lalu. Sejak penangkapan Zuhri itu, warga tak pernah melihat Ahmadi, sampai kemunculannya pada hari Selasa lalu.
Informasi yang diperoleh di dusun itu, Kamis (23/7) sore, menyebutkan, Ahmady tidak ditangkap oleh polisi, tetapi menyerahkan diri atas bantuan aparat desa setempat.
Ketua RT 1 RW7 Desa Cikaco, Mahsun Yusuf, menyatakan, dua hari lalu Ahmady baru pulang dari Lampung setelah pergi sekitar satu bulan. Ketika pulang, dia tidak ke rumahnya, tetapi langsung ke rumah kepala dusun setempat. Kepada Kepala Dusun Sigaru, Sutarman. Ahmady mengaku sangat ketakutan atas berita-berita penangkapan sejumlah orang yang diduga terkait jaringan teroris.
Oleh Sutarman, Ahmady lalu dibawa ke rumah Kepala Desa Cikaco Sutarno, dan selanjutnya diantarkan ke kantor polisi terdekat terus ke Polda Jateng untuk menyerahkan diri. "Sekarang ini dia ditahan di Polda Jateng," kata Mahsum.
Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmodjo di Solo menyatakan telah menangkap seorang pria berinisial A yang diduga sebagai anggota jaringan teroris Noordin M Top. Penangkapan dilakukan di Cilacap.
Sekitar pukul 14.00 tadi, sejumlah polisi mendatangi rumah Ahmad Jenggot untuk mengambil sejumlah dokumen dan foto. (vd/kompas)
0 komentar:
Posting Komentar